Dengan seikat kayu bakar yang disunggi, amatlah rempong ketika celana kolor yang dikenakannya melorot.
"Eh, Roji! Sini!"
Dengan tangan kanan memegangi kayu bakar di kepala, sedang tangan satunya lagi mencengkram celana yang melorot, Roji mendatangi Abah Ruslan di depan warungnya.
Abah Ruslan sendiri, masih amat risih saat melihat rambut gimbal Roji. Entah sudah berapa tahun saja Roji tidak keramas. Pasti itu. Kalau tidak, mana mungkin sampai segimba...