Kamu duduk di kursi kayu tua, memandangi langit dan lautan. Tanyaku, sampai kapan terus tangisi teriakan masa lalu? Apa aku menyelamatkanmu hanya untuk melihatmu bersedih?
Kamu mungkin tercipta tanpa mengenal nada. Namun, kamu mengenal warna, syukurilah.
Jemarimu menguntai kata, berucap sudah saatnya melepas nada penyesalan. Aku setuju.
Ingatlah kejadian di pantai ini sebagai kenangan. Lima untaian nada dari lima nyawa masih terdengar karena pertolo...