Rini, si gadis cilik penyemir sepatu. Aku ingat sekali saat kutendang kotak perkakas semir sepatunya sewaktu tergesa-gesa setahun yang lalu dan membuat isinya tumpah-ruah. Semenjak itu untuk pertama kalinya, aku tertarik dengan ucapan yang ia lontarkan seketika.
“Aduh, Mbak. Pelan-pelan sajalah kalau jalan. Kalau emang terburu-buru dibuat nyantai aja. Biar nggak grusak-grusuk.” Waktu itu, sambil membereskan peralatannya, aku cuma bisa mengan...