“Pokoknya Alin mau sepatu baru!” Gadis cilik itu berteriak keras sambil menangis. Ia menghambur masuk ke kamar meninggalkan kedua orang tuanya yang kebingungan.
Tidak biasanya Alin bersikap buruk seperti ini. Alin selalu bersikap santun pada siapapun. Ia juga menghormati orang tuanya.
Pemicunya adalah sepatu baru Sacha, sahabatnya. Tadi pagi Sacha memamerkan sepatu barunya pada Alin karena berhasil mendapat nilai yang bagus di ulangan sebelumny...