Ribuan kali aku membayangkan jeruji besi dengan lantai dingin, suatu saat akan meringkusku. Dan setiap itu pula semakin menguat sebenarnya tekadku-- untuk tidak gentar dan melenyapkan ketakutan tak penting itu. Namun rupanya, ini jauh dari perkiraan, aku benar-benar dibuat remuk.
Rambut di kepalaku dipotong habis, hampir gundul, dan seragam biru dengan nomor tahanan di belakangnya tiba-tiba melekat di tubuhku.
Pukul lima pagi, rumah tempatku meng...