Kumelihat ada tenda biru. Namun, tak dihiasi janur kuning yang indah. Sebagai gantinya ada kain kuning yang berkibar pasrah dipermainkan angin. Seperti perasaanku ketika kau memutuskan menikah. Dengan pria lain. Jangankan undangan, sekadar kata 'putus' pun tak sempat kau ucapkan.
Aku sudah melatih tangisku semalam suntuk dan kini aku hadir di pemakamanmu dengan gaun terbaikku. Aku harus tampil meyakinkan di depan orangtuamu. Dalam perjalanan tadi,...