“Itu adalah pohon kematian. Kalau kamu bingung nyari tempat untuk mati, maka di sanalah yang paling tepat!” Arga menunjuk pada pohon beringin tua yang hidup sebatang kara di atas bukit kecil di balik ladang jagung dan gandum.
“Ah…” Neima manggut seraya menatap pohon tersebut.
Jika dilihat, tidak ada yang aneh pada beringin tersebut. Ia tumbuh baik dengan akar-akar besar yang timbul ke permukaan tanah. Batang-batangnya banyak dan terlihat ...