Selembar kertas itu memberitahuku sebuah nama.
Arfa.
Embun menetes di antara tanaman merambat. Lereng terjal di sekeliling sedikit lembap. Dan mataku berkunang-kunang. Buram dan perlahan memudar, perlahan bercahaya. Dunia seakan berubah lebih terang seiring aku mempertajam pandangan. Awan-awan menggumpal, lalu menjauh. Burung-burung menggerombol membentuk kawanan beraturan.
Aku ... tidak bisa mengingat apa-apa. Tubuhku penuh luka, barangkali terbent...