Namaku Adiana, biasa dipanggil Ana.
Halaman pertama, 11 tahun. Aku mengambil keputusan saat usia 11 tahun. Bukan satu atau dua orang yang mencaci halaman pertamaku. Mereka mengatakan aku ini bodoh karena tidak melanjutkan sekolah. Ada juga yang melarang anaknya bermain denganku, takut ketularan bodoh—kata orang tua mereka. Keluargaku sudah pasti marah.
“Kamu gedenya mau jadi apa, Ana?!” kakakku bertanya dengan marah. Dia satu-satunya kakak ...