Rima menangis tergugu di sudut kamar sang Ibu. Mata sayunya tidak berhenti menangis sejak melihat sang ibu terbujur kaku. Semakin berderai air matanya kala melihat bongkah nisan bertulis nama sang malaikatnya. Ibunya telah berpulang.
Sore tadi setelah menyapu halaman rumah, Rima kembali mengecek kotak surat depan rumah. Ia masih menunggu surat dari sang Ibu yang sedang jauh di negeri orang sana, surat kabar dari ibunya sudah telat tiga minggu dar...