Kala berjalan dengan gontai tanpa memedulikan keramaian di sekitarnya.
Dirinya memikirkan apa yang harus dilakukan. Namun, sia-sia. Sekeras apa pun Kala berusaha, pikirannya tidak mau mengalah mengikuti kata hati.
Terdengar setiap langkah kaki yang sibuk menambah temponya. Tapi tidak dengan milik Kala. Seakan tidak mendapat instruksi, langkah kakinya malah melambat dan terhenti.
Sebuah tetesan air jatuh di pipi Kala. Kala menengadahkan kepalanya...