Remahan

Oleh: Ariq Ramadhan Nugraha

Secangkir kopi dan sepotong kue diatas meja. Sepasang kursi dan seorang ayah dihadapanku.

"Kenapa kamu terus potong potong kuenya?" Dapat kudengar helaan napasnya ketika aku mulai mendentingkan garpu kepiring berisikan kue.

Tak kuhiraukan kata katanya, dentingan garpu yang membuat kueku semakin mengecil membuatku terfokus padanya.

"Sampai kapan kamu motong kuemu jadi remahan?" Suaranya diselingi seruputan espressonya yang panas.

"Sampai cukup untuk s...

Baca selengkapnya →