Jahitan.
Mulutnya penuh dengan jahitan.
Dia tidak bicara. Hanya sesekali menggeram. Tidak ada darah yang keluar. Mungkin karena lukanya sudah mengering.
Aku sering melihatnya bolak balik keluar masuk ruangan dengan seluruh badannya yang diikat di atas troli besi. Dengan mata yang tertutup kain hitam. Dan mulut yang penuh dengan jahitan. Dia menggeram.
Menggeram lagi.
Menggeram padaku.
Sorot matanya mengisyaratkan kepedihan. Dia menginginkan aku pergi. ...