Kadang, aku hanya ingin sejenak lupa. Meyakinkan pada diri sendiri bahwa kapanpun aku bisa tetap hidup meski dirimu tak menemani. Membuat hati percaya bahwa kamu memang pantas untuk dibenci. Atau memunculkan kesombongan bahwa aku mudah mendapatkan siapapun yang lebih baik. Tapi katanya, hatiku ingin kamu saja. Bukan yang lebih.
Sering, aku belajar dengan giat tentang cara-cara melupakan. Namun, rasanya usaha itu sia-sia, hatiku mudah menyerah jika...