MINA mendesis kedinginan sementara ia merapatkan mantel panjangnya sambil memeluk diri. Di sampingnya, adiknya tampak baik-baik saja mendorong troli kopor sambil celingukan mencari jemputan, sama sekali tidak terganggu dengan hawa dingin yang menusuk tulang.
“Huh!” Mina membuang napas, menggosok-gosokkan telapak tangannya yang sedingin es lalu menempelkannya ke leher. “Kenapa Korea sedingin ini,” bisiknya bermonolog, tetapi masih bisa dita...