Hujan deras yang mengguyur semalaman tak membuatnya ringkih, pun terik matahari tak membuatnya letih. Ia tetap berdiri kukuh di ujung jalan senyap; menjadi saksi geliang-geliut dua insan yang penuh syukur dan dosa.
Tatkala hari baru berganti petang, ia melihat dia berjalan gontai lalu duduk di dekatnya. Kendati wajahnya kuyu, sorot matanya tidaklah sayu. Dia perempuan yang setiap awal malam selalu berada di sana. Pada waktu itulah ia mendengar dia...