PENJARA

Oleh: Aniela

Aku terbangun dan masih melihat gelap. Hawanya juga masih tetap sama, masih pengap. Aroma busuk tercium lagi di sekitar dinding yang lembab. Kata Bos-ku, aku dititipkan dengan seseorang yang waras akalnya, tapi kupikir—dia butuh pengobatan. Dia tidak belajar tentang adab.

Aku kembali berusaha menendang dinding yang selama ini menjadi penjara menjijikkan. Hasilnya tetap sama, aku tidak menemukan jalan keluar. Justru dipukul balik—disertai makia...

Baca selengkapnya →