Aku melihatnya lagi, si Penghibur Ulung kesepian dalam dingin malam yang memuncak. Ia tarik selimut menutupi seluruh tubuhnya tapi dinginnya malam masih terasa sampai ke ulu hati. Ia pejamkan matanya, lalu membukanya kembali. Ia lihat lampu kuning kedap-kedip di langit-langit kamarnya, mengawangi pikirannya yang kalut. Sendiri, sepi, kacau. Padahal baru saja ia kembali setelah membahagiakan orang-orang. Seringkali kulihat ia menjadi pusat perhat...