Mata itu menatapku tajam. Nyalanya menghujam. Bukan karena kemarahan yang merajam, namun lebih karena kesedihan yang terpendam.
“Mengapa kau mengusirku dari sini?” tanya dia.
“Dia tidak menginginkanmu untuk ada di sini,” jawabku.
“Tapi kau bilang kau menyayangiku,” balasnya.
“Aku peduli pada kaummu, tapi bukan berarti aku menginginkan salah satunya untuk menjadi milikku,” jelasku.
“Kau selalu mencariku bila kau sendiri,” keluhnya l...