Aira

Oleh: Dina Oktarini

Jika daksa molekmu malas menyibak selimut, aku akan menariknya lalu membuangnya jauh-jauh. Kau marah di atas kasur di bawah nabastala yang masih menghitam. Aku tersenyum seraya menatap wajah sayumu dengan bekas kasur di pipi kananmu. Lalu tertawa kecil tatkala melirik genangan air di bawah bibirmu. Meneteskan liur ketika tidur adalah rutinitasmu.

Kujelaskan padamu sudah tiba waktu Subuh. Bahkan azan hampir selesai berkumandang. Kau berupaya untuk ...

Baca selengkapnya →