"Bisa tenang sedikit?"
"Tidak." Satu meter di depanku, kaki pendeknya bergerak akas seperti sedang bermain engklek, tanpa kotak, tanpa gaco sambil mengidung. Meski begitu, lompatannya sangat meyakinkan.
"Aku memutuskan jalan denganmu bukan tanpa maksud, tahu."
"Aku tahu, Diki...." Dari engklek, cewek itu melompat maju, mendarat dengan kaki terbuka selebar bahu, lompat lagi sambil berputar sehingga dirinya berhadapan denganku. Kupikir lasaknya sudah ...