Seorang sipir mengarahkanku duduk sebelum membuka borgolku. Kemudian ia keluar ruangan, memberi sedikit privasi pada kami berdua. Namun dalam beberapa detik, hanya ada keheningan, meski pintu telah lama tertutup.
“Jadi, apa dakwaanmu?” wanita di depanku membuka pembicaraan.
“Percobaan pembunuhan,” jawabku.
“Orang itu dirawat intensif. Tengkorak, tangan dan kaki kanannya patah.”
“Aku tahu.”
Tatapannya menajam mendengar tanggapan tanpa i...