Dear, Putri...
Lama nian kurangkai surat ini, tentu dengan keberanian yang seadanya pula. Keberanian yang susah payah kubangun, sejak kamu selalu hadir di mimpi hingga aku terbangun.'
Putri menghela napas. Matanya mulai berkaca. Teringat pertama kali mengenal sosok Dion yang pendiam, cerdas dan tampan.
'Dear, Putri...
Betapa hari-hariku amat tersiksa, memendam rasa yang tak pernah jua tersampaikan padamu. Tapi aku berkeyakinan, suatu saat nanti kamu ...