Tiga tahun yang lalu, ketika pertama kali melangkah masuk ke bangunan megah ini, aku menyukai dia—pria berwajah datar, tanpa senyum sama sekali. Kabarnya, begitu banyak gadis yang mendambanya, tapi tak satu pun yang bisa menaklukan hati sekeras batunya. Ketika pertama kalinya kita saling bicara, saat itu pula aku berkeras untuk menaklukan hatinya—menjadi satu-satunya gadis yang bisa meluluhkan hatinya.
“Sekarang kamu bahagia?” Tanya pria ...