Air tuhan tengah turun, dan aku hanya bisa menikmatinya dari balik jendela. Sesekali aku menoleh kebelakang, dimana tulang punggung keluarga dengan kacamata yang sesekali turun ke hidungnya, tengah bergelut dengan kertas kertas yang entah apa isinya.
“Pa, kapan Papa akan menepati janji?” aku menghampirinya dan duduk disebuah sofa yang terdapat tepat dihadapan meja kerja tua itu. Ia tidak menanggapiku, bahkan menoleh pun tidak. Aku yang mulai...