Aku terkejut mendapatinya berdiri di balik daun pintu, setelah salamnya kujawab.
"Umi Atun?"
Dia langsung menyalami punggung tanganku lantas mencium beberapa detik. Delapan belas tahun silam, rumah petak ini sangat ramai dikerubungi bocah, kursi jati di ruang tamu terpaksa diletakkan ke teras setiap sore agar muat menampung anak-anak muridku belajar ngaji.
Theresia paling unggul di antara tiga puluh teman ngajinya.
"Umi, aku duluan ya yang hafalan!"
G...