Aku iri pada Srintil. Sahabatku itu memamerkan rambut barunya, hasil rebonding di salon ujung gang.
"Tengoklah, Sekar. Bagus, bukan?" Dia sengaja menggoyang-goyangkan kepala agar rambutnya bergerak-gerak indah, lembut lagi menurut.
"Ish! Kenapa, sih, kau tidak ajak-ajak aku?" Bukannya menjawab, dia malah tertawa, lalu pergi. Baiklah, aku tak boleh kalah, akan kukunjungi salon tersebut sendirian.
Aku langsung duduk setiba di salon itu, untungnya tida...