"Gimana keuntungan perusahaan bulan ini, Ma?" Suamiku bertanya saat kami sedang menonton pertunjukan gamelan di TV.
"Alhamdulillah, stabil, Pa."
"Syukurlah. Jika terus berkembang, Papa ingin membuka cabang baru di kota lain." Dia menguap, lantas menutup kelopak matanya. Aku biarkan saja dia terlelap.
"Tidurlah, Sayang. Semoga kau mimpi indah." Kukecup keningnya, lalu melirik jam di tembok.
Aku bergegas menuju dapur, meraih keranjang berisi baju kotor...