Muncul sebuah skenario di mana aku dan dia duduk bersama. Menikmati segelas kopi susu di sebuah kafe kekinian di pinggiran kota, sebagai teman lama yang sudah lama tak pernah jumpa. Dia menyeruput kopi susunya dengan santai ketika aku nekat berbicara, "aku mimpi kita nikah. Sampai dua kali, lho!"
Seketika dia tersedak. Kedua matanya melotot tak percaya dengan diiringi kernyitan dahinya yang penuh tanda tanya.
"Kurang satu kali lagi nih, biar dapat ...