HANUM

Oleh: Shinta Puspita Sari

“Aku merindunya,” ucap Hanum dalam hati.

Air mata Hanum seketika menetes. Menahan pedihnya kenyataan yang harus dia terima.

         “Hanum, makanlah dulu. Sup ayam hangat bisa membuat sedikitmu tenang,” ucap ibu membawakan nampan berisi makanan hangat untuk Hanum.

         Hanum menggeleng tanpa menoleh. Tatapannya masih muram. Sudah dua pekan, Hanum terkurung dalam kamar. Pak Suwito, ayah Hanum sengaja mengurungnya. B...

Baca selengkapnya →