Hari ke-19
Aku tak berdaya dihinggapi ragu.
Telah kucicip ungkapan yang mendesak telinga. Sebaris lagu yang didengungkan tangis seorang renta. Dia berkelakar dalam asa di ruang penuh kecewa. Sampai tak kumengerti, bagaimana bisa ia terus bernapas melalui sepasang mata hijau yang menyala?
Ungkapan itu..., kau harus tahu.
"Aku manusia, kau pun manusia. Kita hanyalah mahluk Tuhan yang dikara."
Perlukah kutuliskan maksudnya? Tetapi sayang sekali, bungkusa...