Aku mengabaikan dua laki-laki yang tampak sibuk di dekatku. Bagiku kesibukan mereka tidak sebanding dengan suara-suara yang terus memenuhi gendang telinga, meskipun suara itu hanya milik satu orang, milik Reina, pacarku.
“Kau di mana, Win? Ini minggu ketiga kau menghilang. Benar-benar gila aku menunggumu.”
Aku ingat pesan suaranya di ponselku. Itu kemarahan kesekian sejak aku tak mengangkat telepon darinya.
“Jadi begitu saja ya? Kau mengh...