Decitan engsel dari ayunan yang tengah diduduki oleh puan bernama Ara begitu jelas diterima indera pendengarannya. Ayunan ini tampak arkais, tapi masih dapat digerakkan, setidaknya. Ara berayun sangat pelan dengan manik mata yang menatap kosong. Netranya lantas berpindah ke arah anak laki-laki sedang berlari riang untuk duduk di atas ayunan di sebelahnya sembari membawa balon dan meminum susu kemasan.
DUAR! Balon milik si anak meletus, satunya l...