LUPA

Oleh: Vitri Dwi Mantik

Malam begitu cepat turun, jam di dinding berdetak meninggalkan angka tujuh, biru cakrawala masih menyala terkikis hitam malam angkasa sisi lain bumi. Ia mengharap bulan menampakkan diri. Untuk melemparkan rindu, memantulkan asa dari segenap rasa yang terkubur sunyi. Tak ada kicau burung yang bernyanyi di cerah hari. Tiada teriakan anak-anak remaja yang pulang bersepeda saling menjajaki. Tak ada klakson mobil yang menderu dengan dentum lagu berhas...

Baca selengkapnya →