BAPAK

Oleh: Areta Swara

"Pulanglah, Nduk, bapak kritis,” kata seorang wanita di sebarang sana.

Nggih, Bu, besok pagi Maryam pulang.”

“Jangan besok takutnya bapak sudah ....” Suara ibu terputus tergantikan isak tangis yang menyayat hati.

Nggih, Bu,” kataku lemah kemudian memutuskan sambungan telepon karena tak tahan mendengar tangisan wanita yang telah melahirkanku dua puluh tahun silam itu.

Pulanglah Nduk, bapak kritis. Lagi-lagi kata-kata ibu menggema di ke...

Baca selengkapnya →