Kita berbicara seolah saling mengerti perasaan masing-masing. Pesan tertulis yang kamu kirim hari itu disertai audio yang menggemparkan malamku, masih terngiang jelas dengan suara milikmu, menghantam keras dan melepaskan air mata.
Aku menangisi seseorang yang raganya belum pernah kutemu, tak tau menau siapa kamu pada saat itu, yang aku tau kamu adalah sesosok yang perlu ditemani. Aku, pada saat itu, mungkin hanya berpikiran bahwa kamu membutuhkan..