MENANTI

Oleh: Lirin Kartini

Kakinya bergerak mondar-mandir di ruang tamu. Sesekali ia berhenti tepat di depan pintu rumah berwarna cokelat yang masih tertutup. Dipandanginya papan kayu itu dengan lamat-lamat, sekaligus mempertajam indra pendengarannya. Suara sekecil apa pun akan membuatnya bergegas menuju pintu dan membukanya. Melongokkan kepala ke luar berharap yang ia tunggu akan segera datang.

Berkali-kali ia mengecek benda pipih di tangannya. Mengecek angka yang tiap men...

Baca selengkapnya →