“Dan untuk Kiku, setangkai mawar biru yang disimpan di kantor.”
Seluruh pasang mata di ruangan langsung menatapku, banyak yang terlihat bingung dan terkejut. Kenapa mereka menatapku seperti itu? Padahal aku pun anak Ayah.
“Mawar? Untuk dia?” Salah seorang kakakku bertanya, menunjuk ke arahku seakan menuduh.
“Iya, itulah yang tertulis di wasiat Pak Haryanto. Ananda Kiku mendapatkan setangkai mawar biru,” jawab pengacara keluarga den...