Is It My Fault?

Oleh: Nurulina Hakim

Aku melihat ke bawah, pada lantai café yang hanya diiringi alunan gitar lembut yang memenuhi indra pendengaranku, berusaha agar tidak menangis atas ucapan yang kamu lontarkan padaku. Namun kamu masih asik dengan gawai di tangan. Seolah aku tak berada di sana.

“Kamu kenapa?” tanyamu begitu hening menyelimuti kita. Aku menggeleng. Lagi-lagi tak bisa mengutarakan apa yang aku rasakan.

“Sedih karena aku? Karena kata-kata aku di tongkrongan tadi?...

Baca selengkapnya →