Eka memacu sepeda pancal menembus jalan yang gelap. Ia sudah terlambat tiga puluh menit dari waktu perjanjian. Pukul sebelas. Tiga orang temannya dan Kak Heru pasti telah menunggu. Senior itu menantang mereka jurit malam di sebuah gudang kosong bekas kebakaran.
Teman-temannya ciut, tetapi Eka pemberani. Sayang, ia keasyikan main game tadi, lalu molor ketiduran. Tak lama, ia sampai di tempat tujuan yang katanya angker itu.
“Yang lainnya mana, ...