Dibantingnya tubuhku ke lantai. Lalu, ia menyeretku ke sudut ruangan. Dijambaknya rambutku dan dibenturkannya kepalaku ke salah satu sisi dinding ruang tamu yang sempit ini berkali-kali. Darah masih mengalir dari sudut bibirku karena sebelum itu semua, ia terlebih dahulu menamparku berkali-kali. Ia terus menghajarku hingga habis sudah keyakinanku akan hidup. Aku pasrah. Kupikir aku akan mati hari ini, tetapi syukurlah, seseorang mengetuk pintu, m...