Sang Penunjuk Jalan

Oleh: Harran

Berkali-kali aku mengetik namanya, hanya untuk keluar dari ruang obrolan tanpa menyampaikan apapun. Untuk kesekian kalinya berkata pada diri sendiri.

"Diam itu lebih baik untukmu sekarang. Kau tidak mau mengulang kesalahan yang sama kan?" Ini Logika yang berbicara.

"Itu benar, tapi..." Ini Perasaan.

Aku menghela napas, mengalah pada perasaan. Begitu ruang obrolan terbuka, aku melihat satu kata tertera dibawah namanya. Online. Muncul sedikit kebahagi...

Baca selengkapnya →