Duduk di hadapannya, ketenangan Sendika justru mengintimidasi Alfa. Momen yang selama ini ia nantikan terjadi.
“Dik, aku senang kita bertemu lagi. Ada maaf yang belum kusampaikan dengan sempurna.”
Hanya seulas senyum tipis. Tak ada amarah. Tak ada cemburu. Tak ada getaran emosi apa pun di wajah itu.
“Tak ada wanita lain setelahmu.”
“Itu tak mengubah apa pun. Tidak masa lalu maupun masa depan.”
“Jika karena Daisy, aku akan mengatasinya...