Malam Naas

Oleh: Afri Meldam

MEMBUKA mata, Tui tak melihat siapa-siapa. Bau bensin, asap dan daging terbakar menguar di udara malam. 

Ia berdiri dan berjalan ke arah sepeda motornya. Tak ada harapan lagi. Sepeda motornya ringsek, nyaris tak berbentuk. 

Aku harus menghubungi seseorang, ujar Tui, meraba-raba kantong jaketnya. Namun tak ia temukan ponselnya di sana. Mungkin jatuh, tapi di mana? 

Ternyata tak butuh waktu lama hingga ia berhasil menemukan ponsel itu. Meski, tentu...

Baca selengkapnya →