Sayapnya sudah patah. Warna pelangi nya telah pudar menjadi abu abu. Langitnya telah menghitam kembali. Beberapa permen kapas yang sudah ditandai menjadi momen-momen kebahagiaan berubah menjadi tak tertata. Ledakan balon besar yang berisi ketakutan sudah membuatnya membatu. Laki-laki itu memeluk tubuhnya sendiri dalam keaadaan yang tidak sebahagia sebelumnya. Ia ketakutan, menangis dalam diam dengan bahu yang terus bergetar.
"Cowok cemen! Cengeng!...