Tembakan angin dingin dari AC yang tertancap di dinding menggetarkan ujung jemarinya yang membeku, bertolak belakang dengan pelipisnya yang bercucuran keringat sebesar biji jagung.
Bola matanya melotot ke seonggok perhiasan imitasi busuk nan berkilau yang dibelinya di pasar malam dua hari lalu. Tentu saja busuk. Perhiasan itu dibuat dari logam murahan.
Emas palsu itu akan ia jadikan sebagai agunan untuk sebuah transaksi pinjaman bodong bernilai 20 ...