“Kamu indah.”
“Aku tahu.”
Ada senyum yang ditukar. Ada tatapan mata yang masih penuh cinta, masih menggelegak dengan rasa ingin memiliki sepenuh jiwa. Kopi disajikan, dan kian lengkaplah pertemuan kembali dua jiwa yang pernah ingin menjadi satu.
“Apa kabarmu?”
“Bahkan saat menangis, kau juga indah.”
“Jangan bicara begitu.”
“Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja.” Suara Koko masih sekeras batu. Suara itu pernah...