Zia

Oleh: Cassandra Reina

Tidak pernah terjadi sampai hari itu. 

Di mana tidur siangku tidak lagi nyenyak. Gadis-gadis begitu berisik membicarakan anak pindahan yang berparas lebih cantik dari mereka—takut kekasihnya berpaling hati. 

Gadis itu menempati bangku di deretan paling depan di ruang kelas sebelah. Menurutku, kalau tidak pintar, pasti matanya minus. 

Sebentar saja aku pernah memperhatikannya, saat dia berebut gorengan di kantin bersama murid-murid lainnya. Mesk...

Baca selengkapnya →