Rumah (Kita) Nanti

Oleh: Hilyati Marsyalita

"nanti-nanti kalau bisa, kita bisa ngobrol di depan rumah. Aku minum teh dan kamu minum kopi," kata Lela, isi kepalanya dipenuhi khayalan romantis.

Amir menyalakan rokoknya, kebetulan mereka berdua duduk di luar ruangan. "memang perempuan selalu berkhayal tentang masa depan nanti. Padahal masa sekarang atau realitanya, kita harus melewati masa-masa sekarang. Kayak masa sulitnya dulu," ucap Amir, dirinya sudah pengap dipenuhi khayalan-khayalan Lela...

Baca selengkapnya →