Ada gentong yang karatan dan bau.
Selalu megahkan diri di balik humor-humornya. Padahal sebenarnya dia nothing, terlalu banyak bicara dan seakan-akan diri paling utama. Padahal tak ada apa-apanya dibanding dengan tembok berlumut yang ada di belakangnya. Air hujan saja kelihatan terpaksa jatuh ke atasnya, tapi tidak disadarinya itu. Dia terus saja berkelakar, berkelakar dan berkelakar. Tidak sadar kalau sudah lewati batas kelakar.
Kadang dia menunj...